CERITA SEUSAI PERJALANAN (2)
SIAPAKAH WANITA ITU?
Setelah tidur panjang seperti kata teman sekitar "simulasi mati" aku terbangun langsung di temani senja "ternyata sudah sore" ucap ku, Selagi rimba belum kunjung bangun lalu aku diamkan saja ia tertidur pulas, untuk mengisi kegiatan hari ini aku ingin berpergian Ke "Kwitang Toko Buku lawas" yang letak geografis nya berada di pasar senen aku juga sedang mencari Buku yang Berjudul AKU karangan Siuman Djaya dan Juga Sepotong Senja Untuk Pacar Ku karangan Seno Gumira Ajidarma, sebelum berpergian aku mandi layak nya manusia lain dan berpenampilan seadanya layak nya manusia, melesat Unggas Tua Ku "Motor Legenda" ke arah kwitang di perjalanan aku membayangkan seorang wanita peluk erat di belakang kuu "wanita berparas cantik dan peduli lingkungan sekitar" di bawah cakrawala senja aku mengendarai motor sambil berangan angan dan tidak kerasa aku sudah sampai di kwitang bersalaman serta peluk erat dengan Pak Sulaiman setelah berbincang tangan ku bermain seperti biasa melihat lihat buku buku yang bertumpuk aku teringat kata kata imam syafii "jika kamu tidak sanggup menahan lelah nya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan" ahhh rasa rasa nyaa banyak sekali kata kata bijak para tokoh di dalam kepala maka dari itu sampai sekarang aku masih bolak balik ke kwitang untuk mencari buku bacaan, setelah lama memilah milih buku seketika aku melihat perempuan kemarin yang memberikan sebungkus nasi kepada seseorang yang memakan dari tumpukan sampah dan ia juga mengenali pak sulaiman tidak tau kenapa jantung ku berdebar debaar badan menjadi beku "akhh kenapaa inii" dalam hati terucap lalu bibir ku senyum senyum sendirian ketika teringat kataa kataa "kau seperti medusa ketika aku melihat mu seketika hati dan badan ku membeku" ingin sekali rasanya hendak berkenalan dengan dia akan tetapi kenapa di hadapan perempuan yang aku suka dan juga aku kagumi selalu sajaa menjadi malu dan juga kebingungan, setelah aku berfikir panjang dan seperti layak nya karakter Pria aku diam dan hanya memfokuskan membaca dan mencari buku yang sudah aku putuskan untuk ku beli, dan Aku bertanya kepada pak Sulaiman.
"Pak Buku Aku dan Sepotong senja Untuk pacaku ada pak?" Ucap ku, "Yah Ini buku nya susah cuman ada Satu Satu, tuh Buku nya udh ada di tangan Si Mbak nya" Ucap pak sulaiman, "aduh udah keduluan saya yah pakk" ucap diriku, "Ini bang buku nyaa saya bisa nanti nanti aja kooo" ucap perempuan yang aku kagumi, "aduh gpp kakak nya dluan ajaa masih banyak koo buku di rumahh yang belum di baca jugaa, Emang Mbak nya juga suka baca buku" Ucap diriku sembari memberanikan diri untuk memperpanjang Perbincangan, "aduh engga kooo cuman kadang kadang iseng baca buku, mas nya suka baca buku yaaa?" Ucap Perempuan tersebut, "ahh engga, yaah biasa lah manusiaa suka nya beli di baca engga hahahahah, ehh mohon maaf kakak nya nama nya siapa?" Ucap diriku sambil berdebar jantung ku, "rasa rasa nyaa koo seperti sedang bertemu bidadari dan rasa ini sudah cukul lama aku merasakannya karena takut jatuh cinta kepada seseorang" ucap di dalam hati, "nama saya Merona" ucap perempuan tersebut, "aduh salam kenal yaahh kak nama saya bukan abang panggil ajaa Merah" ucap diriku, "owhh ke kwitang sekalian nyari jodoh yaaa" ucap pak sulaiman, "aduh pak karena saya tau kwitang selain menyimpan jendela jendela dunia pasti disini juga terdapat seorang biadadari" ucap diriku kepada pak sulaiman, dan Perempuan yang bernama Merona ketawa serta tersenyum kecil ketika mendengar aku bercanda dengan pak sulaiman, "akhh ketawa kecil serta senyum nya membuat diri ku ingin mebalas senyuman nya ucap dalam hati", "ohh iyaa kakak biasa di panggil siapaa?" aku mencoba bertanya kepada Merona, "boleh panggil sayaa Rona" ucap Merona, setelah berbincang lama dan berdebat buku itu untuk siapaa ternyata sepakat kami berdua membeli satu satu, Diriku memegang buku sepotong senja untuk pacarku dan Rona memegang AKU dan disitu aku membuat kesepakatan Bahwasannya dalam 2 minggu ke depan kami akan bertemu di tempat awal kita bertemu yaitu kwitang dan Merona menyepakatinya. (CERITA INI BELUM USAI)
Komentar
Posting Komentar